الأربعاء، 9 يناير 2013

Si Penerang, Bukan "Sang" Penerang

Namanya Misbakh Muhaimin, yang berarti penerang (Muhaimin nya kurang faham)..
Tak lain adalah adik kandung ku, tapi entah kenapa tiada hari tanpa bertengkar dengannya..
Bagi sebagian orang mungkin itu memang wajar, tapi bagiku itu adalah suatu tantangan hidup tersendiri yang diberikan Allah padaku..

Yaa.. Allah ingin aku jadi kakak yang bijak, yang sabar mengahadapi sifat kekanakan adiknya, sabar jikalau adik selalu minta uang tiap jam nya (karna dia sukanya minta uang, entah itu ke aku, Ibu, Bapak, Simbah)...

Oh Allah.. sulit memang jika semua ini tak kujalani dengan ikhlas, dan penuh sabar..
Tapi, segalanya terasa mudah jika aku kenal Engkau, insyaAllah..

Foto diatas diambil pas malem2 mau sholat Isya, masih terlihat wajahku berlumur air wudhu..
Yang aneh nya, dan aku benar2 tak habis fikir dengan ini, habis sholat Isya itu, aku bertengkar hebat dengannya, hingga mengundang Ibu untuk melerai kita...
Aneh karna sebelum "bertanding", kita sangat bahagia hingga terbahak-bahak.. Tapi hanya dengan hitungan jam, "pertandingan" itu kita mulai lagi..Pemicunya hal sepele, sangat sepele -..-

Masih terbayang bagaimana tangan Ibu bak wasit tinju yang ingin memisahkan kedua lakon pertandingan sengit itu..
Terasa lucu, tapi pertandingan kali ini tidak ada pemenang nya,
Adikku sempet mau ku tendang, tapi nggak jadi.. karna keburu dilerai Ibu..

Ada kata2 darinya, yang tak mungkin aku lupa, kira2 begini kalo di translate ke Indonesia "perempuan kok lebih ganas dari para pria"...
Hadeeh, emang dasar jalan berfikir nya masih kanak-kanak, nggak bisa ngebedain marah betulan sama bo'ongan..

Menurutku begitulah wanita, dia slalu bisa jadi lebih dari pria (entah lebih perkasa, lebih tegar, dsb) kalau area-nya diganggu dan sudah kepepet tidak ada hal lain kecuali harus "ngamuk" ..

Namanya juga msh bocah, setelah bikin "pertandingan" jadi sengit, dia tak sedikitpun merasa berdosa..
Dia panggil2 aku beberapa kali, "ahh, masa bodoh" pikirku..
Tapi, akhirnya kau tak kuasa untuk tidak menjawab panggilannya, "ngopo?? koyo kenal2 o wae"
*Hahaa, kalau kayak gini, aku juga ikut2an kyk bocah :DD

Dia jawab, "oke, kita nggak kenal, besok jgn panggil2an"..hyaaa, ngomong nya sih begitu, tapiiii...paginya dia tetep aja manggil2 aku, dan seperti biasa nyuruh aku nganterin dia ke sekolah..

Walaupun dia begitu, sangat masih kekanakan, dia tetep "penerang"  dihatiku yang sepi,
Sepi akan ketiadaan kasih sayang seorang Bapak kandung..
Sepi akan penantian kasihsayang dari seorang Ibu yang jarang sekali aku bisa menangkapnya..

Dek, cepet dewasa yaa..sungguh, kau " Sang Penerang" hatiku.. (tapi berhubung masih bocah, yaa "Si Penerang" ) *haha





يتم التشغيل بواسطة Blogger.
< bba99f>